Teknologi Cetak untuk Custom Tas Kanvas: Pilih yang Sesuai Kebutuhanmu!

Kalau kamu pernah kepikiran bikin tas kanvas dengan desain unik, pasti tahu kalau proses cetaknya itu penting banget. Bukan cuma soal gambar bisa muncul di kain, tapi juga bagaimana hasil akhirnya terlihat, seberapa lama bisa bertahan, dan tentu saja apakah sesuai dengan budget yang kamu punya. Ada banyak teknik cetak yang bisa dipakai, mulai dari sablon manual sampai digital printing modern. Nah, biar kamu nggak bingung, yuk kita bahas empat teknik paling populer untuk custom tas kanvas beserta plus minusnya.


1. Sablon Manual (Screen Printing)

Sablon manual adalah teknik cetak klasik yang paling sering dipakai untuk tas kanvas. Prosesnya dilakukan dengan cara menekan tinta ke kain menggunakan screen yang sudah dibentuk sesuai desain. Teknik ini cocok banget kalau kamu ingin mencetak gambar sederhana dengan jumlah warna terbatas, misalnya logo, teks, atau bentuk-bentuk geometris.

Kelebihan sablon manual ada pada daya tahannya. Hasil cetaknya solid, warnanya tegas, dan tidak mudah luntur meskipun sering dipakai. Selain itu, kalau kamu memesan dalam jumlah banyak, biayanya jadi jauh lebih ekonomis karena biaya screen bisa “terbayar” oleh kuantitas produksi.

Namun, sablon manual juga punya keterbatasan. Teknik ini kurang cocok kalau desainmu penuh detail, ada gradasi warna, atau mengandung foto. Selain itu, kalau hanya mencetak sedikit tas, biaya awal pembuatan screen bisa terasa mahal. Jadi, sablon manual lebih cocok buat kamu yang mau produksi masal dengan desain simpel tapi awet.


2. Digital Print / DTG (Direct to Garment)

Kalau sablon manual adalah cara tradisional, maka digital print atau DTG bisa dibilang versi modernnya. Dengan teknik ini, desainmu langsung dicetak ke kain menggunakan printer khusus, mirip seperti mencetak gambar di kertas. Hasilnya bisa sangat detail, bahkan untuk desain yang penuh warna, ada gradasi, atau berbentuk foto.

Kelebihan utama DTG adalah fleksibilitasnya. Kamu bisa bikin satu tas saja dengan desain yang berbeda-beda tanpa biaya tambahan untuk screen. Jadi kalau kamu mau membuat tas personal, hadiah, atau sample desain, DTG adalah pilihan yang pas. Selain itu, hasil cetakannya terasa lebih lembut di permukaan kain dibanding polyflex.

Namun, DTG juga punya kekurangan. Karena tinta langsung menempel di serat kain, warnanya bisa lebih cepat memudar terutama kalau sering dicuci atau terpapar sinar matahari. Dari sisi harga, DTG cenderung lebih mahal per pcs dibanding sablon manual, terutama kalau jumlah pesanannya banyak. Jadi teknik ini cocok untuk custom jumlah kecil dengan desain detail.


3. Sublimasi Printing

Sublimasi printing bekerja dengan cara memanaskan tinta hingga berubah jadi gas lalu menyerap ke dalam serat kain. Hasilnya? Cetakan yang halus, tajam, dan benar-benar menyatu dengan bahan. Warnanya juga awet, tidak mudah luntur, dan bisa menampilkan desain full print yang menutupi seluruh permukaan tas.

Kelebihan sublimasi ada pada kualitas hasil cetak. Kalau kamu ingin tas kanvas dengan desain all-over print, misalnya motif batik modern, ilustrasi, atau pola penuh warna, sublimasi adalah pilihan terbaik. Karena tinta menyatu dengan serat kain, hasil cetaknya tahan lama dan nyaman dipakai karena tidak terasa timbul.

Sayangnya, sublimasi punya keterbatasan dalam bahan. Teknik ini hanya bisa digunakan pada kain yang mengandung poliester. Sementara tas kanvas umumnya terbuat dari katun, sehingga perlu tambahan lapisan khusus agar bisa dicetak dengan sublimasi. Ini membuat opsinya jadi terbatas untuk kanvas murni. Jadi sublimasi pas banget kalau kamu ingin hasil mewah dan tahan lama, tapi perlu diperhatikan dulu jenis bahan tasnya.


4. Heat Transfer / Polyflex

Heat transfer atau polyflex adalah teknik di mana desain dicetak terlebih dahulu di media khusus, seperti vinyl atau kertas transfer, lalu ditempel ke kain menggunakan mesin press panas. Hasilnya, desain terlihat tajam, rapi, dan bisa sangat detail, bahkan untuk logo atau tulisan kecil.

Keunggulan utama polyflex ada pada kualitas visualnya. Warna terlihat cerah, solid, dan konsisten. Teknik ini juga fleksibel untuk produksi jumlah kecil hingga menengah tanpa perlu biaya awal yang besar. Jadi kalau kamu mau bikin tas kanvas custom untuk acara, merchandise, atau kebutuhan cepat, polyflex bisa jadi pilihan praktis.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan. Karena desainnya “menempel” di atas kain, hasil polyflex terasa agak kaku dibanding DTG atau sublimasi. Kalau salah perawatan, lapisan polyflex bisa terkelupas seiring waktu. Jadi, teknik ini paling cocok kalau kamu butuh hasil cepat dengan desain tajam, tapi tidak masalah kalau tasnya hanya dipakai untuk acara tertentu atau jangka pendek.

Bagikan Artikel Ini di Sosial Media Kamu

Facebook
Twitter
Pinterest

Jangan Lupa Baca Artikel Lainnya!

Scroll to Top